Nikmat membaca surah Al-Fatihah

Posting asal dari Blog Peribadirasulullah


http://www.muhandes.net/ImgArsh/ejaz/art26-2.jpg

Oleh KH. Abdullah Gymnastiar

Pada saat membaca surah Al-Fatihah waktu shalat, banyak membacanya tergesa-gesa tanpa spasi, tanpa jeda dan tak dinikmati, padahal disaat kita selesai membaca satu ayat dari surah Al-Fatihah, Allah menjawab setiap ucapan kita, maka dari itu kita disunahkan berhenti sejenak setiap selesai membaca satu ayat.Dalam Sebuah Hadits Qudsi Allah SWT berfirman :

“Aku membagi shalat menjadi dua bagian, untuk Aku dan untuk hamba-Ku”.

Artinya, tiga ayat diatas: Iyyaka Na’budu Wa iyyaka nasta’in adalah hak Allah, dan tiga ayat kebawahnya adalah urusan hamba-Nya.

Ketika Kita mengucapkan “Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin”. Allah menjawab :”Hamba-Ku telah memuji-Ku”.

Ketika kita mengucapkan “Ar-Rahmanir-Rahim”…Allah menjawab : “Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku”.

Ketika kita mengucapkan “Maliki yaumiddin”…Allah menjawab :”Hamba-Ku memuja-Ku”

Ketika kita mengucapkan “Iyyaka na’ budu wa iyyaka nasta’in”…Allah menjawab : “Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku”.

Ketika kita mengucapkan “Ihdinash shiratal mustaqiim, Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghdhubi alaihim waladdhoolliin.”…

Allah menjawab : “Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku.. Akan Ku penuhi yang ia minta.”

(H.R. Muslim dan At-Turmudzi)

Berhentilah sejenak setelah membaca setiap satu ayat… Rasakan dan resapi betul-betul jawaban indah dari Allah, satu persatu, karena Allah sesungguhnya sedang menjawab ucapan-ucapan kita…

Lalu ucapkanlah “Aamiin” dengan penuh harapan dikabulkan, sebab malaikatpun sedang mengucapkan hal yang sama dengan kita.

“Barang siapa yang ucapan “Aamiin-nya” bersamaan dgn para malaikat, maka Allah akan memberikan ampunan kepada-Nya.”.
(H.R Bukhari, muslim, Abu Dawud)

Ulasan

Catatan popular daripada blog ini

MANUNGGALING KAWULA GUSTI: 140 AJARAN DAN PEMIKIRAN SYEIKH SITI JENAR

KHASIAT DALAM SURAH ALI IMRAN

Hizb ut-Tahrir's Manifesto for the Revolution of Al-Sham: Towards the Birth of a Second Rightly-Guided Khilafah