Sebab-Sebab Kegagalan Seseorang Dalam Poligami
Pertama
: Tergesa-gesa untuk poligami tanpa mempersiapakan sesuatunya
Dia pikir poligami semudah membalikkan telapak tangan, hanya modal semangat
dia langkahkan kakinya untuk berpoligami tanpa mempersiapkan segala sesuatunya.
Bayangan dan harapan indah yang dia inginkan namun realita yang dia dapatkan
karena dia tidak menyiapkannya dengan baik menyelisihi apa yang ia harapkan. Dia
pikir gampang nanti istri kedua disatukan saja dengan istri pertama tempat
tinggalnya tidak perlu pusing nyari tempat tinggal tanpa dia memikirkan dan
mempersiapkan akan masalah-masalah yang timbul dari situ. Dia pikir nggak perlu
izin dengan istri pertama, memang bukan syarat bolehnya suami poligami harus
izin paling nanti istri pertama nangis sebentar ketika tahu suaminya menikah
lagi nanti juga diam, tanpa berpikir baginya untuk mendidiknya terlebih dahulu
sehingga istri pertama dapat menerima dan memahami syariat ini dengan baik, dia
pikir kehidupan seorang suami yang memiliki istri lebih dari satu sama halnya
dengan kehidupan seorang suami yang memiliki satu istri, tanpa berpikir dirinya
untuk mempersiapkan ilmu yang terkait dengan poligami. Dan seterusnya sehingga
menjadi sebab karena ia tidak mempersiapkannya dengan baik membuat banyak
masalah dalam rumah tangganya setelah ia menikah lagi. Dan tak sedikit rumah
tangganya yang hancur berantakkan akibat tergesa-gesa untuk berpoligami tanpa
mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik ketika dia poligami.
Kedua : Tujuan poligami yang salah
Diantara sebab yang terbesar kegagalan sesorang dalam poligami adalah tujuan
suami yang salah ketika poligami. Sebagian suami berpoligami hanya karena kesal
dengan istrinya hanya semata-mata ingin membalas kekesalahan istri terhadapnya,
biar istri “mati cemburu” akhirnya dia poligami, hal ini menyebabkan kegagalan
seseorang dalam poligami dikarenakan memang sebenarnya dia tidak siap untuk
poligami. Sebagian lagi karena tujuan ingin mendapatkan harta dari istri kedua
atau tujuan-tujuan yang salah lainnya
Ketiga :Tidak mempersiapkan ilmunya
Ini diantara sebab yang terbesar kegagalan seseorang dalam poligami,
kebodohan seseorang dari ilmu seputar poligami menjadi sebab tidak baiknya dia
ketika memasuki kehidupan rumah tangga dengan istri lebih dari satu (poligami).
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata
الناس محتاجون إلى العلم أكثر من حاجتهم إلى الطعام والشراب لأن الطعام والشراب يحتاج إليه في اليوم مرة أو مرتين والعلم يحتاج إليه بعدد الأنفاس
“Manusia membutuhkan ilmu lebih banyak dari pada butuhnya pada makanan dan
minuman, dikarenakan kebutuhan seseorang terhadap makanan dan minumam dalam
sehari, sekali atau dua kali. Dan kebutuhan manusia terhadap ilmu sebanyak
tarikan nafas.”
Keempat : Tidak memiliki kemampuan dalam materi
Melalaikan atau tidak memperdulikan kemampuannya dalam masalah materi ketika
ia berpoligami sebab terbesar poligaminya akan banyak masalah dan akan berujung
pada kegagalan dalam poligaminya. Karena memberi nafkah itu hukumnya wajib atas
suami kepada istrinya. Allah Subhanahu wata’aala berfirman :
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah
telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain
(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta
mereka.” (Qs. An-Nisa’ : 34)
Kelima : Tidak memiliki kemampuan dalam fisik
Diantara hal yang penting untuk diperhatikan adalah kesehatan dan kemampuan
fisik seseorang yang hendak poligami. Karena melalaikan atau tidak memperhatikan
hal ini diantara sebab kegagalan seseorang dalam poligami. Bisa anda bayangkan
kalau ada seorang suami yang mempunyai satu istri saja tidak bisa menunaikan
“kebutuhan” istrinya dengan baik lalu ia ingin menikah lagi untuk yang ke dua,
ketiga atau bahkan keempat. Hal ini jelas akan menyia-nyiakan
istri-istrinya.
Keenam : Pelaku poligami (suami) bukan
seorang yang shalih (baik)
Seorang yang tidak shalih secara sebab akan memperlakukan istrinya dengan
tidak baik lalu bagaimana jika ia memiliki istri lebih dari satu maka jelas
lebih memungkinkan dia untuk memperlakukan istri-istrinya dengan tidak baik.
Seperti tidak menunaikan hak-hak istri-istrinya, atau mendzalimi istri yang satu
karena istrinya yang lain atau bersikap tidak adil atau bersikap yang tidak
baik lainnya. Yang hal ini akan menjadi sebab kegagalan seseorang dalam
poligaminya.
Ketujuh : Perbedaan umur yang mencolok antara suami dengan istri
kedua
Diantara sebab kegagalan poligami adalah seorang suami memilih untuk istri
keduanya dengan perbedaan umur yang mencolok. Padahal dia adalah seorang
laki-laki yang sudah tua sedangkan dia memilih gadis yang berusia sangat muda
belia hal ini akan menjai sebab ada ketimpangan dalam masalah kecenderungan,
komunikasi dan masalah yang lainnya. Terutama dalam masalah yang terkait dengan
kebutuhan biologis sang istri. sehingga di khawatirkan dirinya tidak bisa
menjadi sebab terjaganya kesucian istrinya. Dengan sebab itu terjadilah problema
dalam rumah tangga dan tak sedikit yang berujung pada kehancuran rumah
tangganya.
Kedelapan : Tidak memilih wanita yang baik untuk di jadikan istri
ke dua
Tentang hal ini Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda
:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Wanita dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, nasabnya,
kecantikannya, dan karena agamanya dan pilihlah karena agamanya, niscaya kamu
akan beruntung.” (HR. Bukhari dari shahabat Jabir bin Abdillah
radhiyallahu ‘anhu)
Kalau dalam rumah tangga yang hanya satu istri saja ketika seseorang tidak
memilih wanita yang shalilahah bisa hancur berantakkan lalu bagaimana dengan
rumah tangga yang istrinya lebih dari satu. Bisa jadi istri kedua menyuruh
suaminya untuk menceraikan istri pertama atau bahkan membuat makar untuk hal itu
dikarenakan tidak shalihahnya istri kedua. Perhatikan hal ini wahai
saudaraku.
Kesembilan : Istrinya bergaul dengan wanita yang jelek
Diantara kesalahan yang fatal bagi suami ketika membiarkan istrinya bergaul
dengan teman yang jelek. Hal ini jelas akan mempengaruhi hubungannya dengan
istrinya apalagi ketika suaminya berpoligami. Maka teman-teman istrinya yang
jelek akan memberi saran, atau mengesankan atau memperlihatkan kepada istrinya
bahwa seakan-akan dirinya mendapat musibah yang sangat besar ketika suaminya
menikah lagi atau mengesankan suaminya telah melakukan hal yang tidak pantas
atau sebuah kedzaliman terhadap dirinya (sang istri). Maka anda bisa bayangkan
apa yang terjadi kalau istrinya ini termakan oleh “propokasi”, sikap yang jelek
dari teman-teman jelaknya itu. Padahal suaminya hanya melakukan hal yang mubah
(boleh) yang merupakan haknya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya
perumpamaan orang yang bergaul dengan orang yang shalih dan orang yang jahat,
seperti orang yang bergaul dengan seorang yang membawa minyak wangi dan pandai
besi, orang yang membawa minyak wangi (tukang minyak wangi) mungkin memberi
minyak wangi kepadamu atau engkau membeli darinya, paling tidak engkau
mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi kemungkinan apinya akan
membakar bajumu atau engkau mendapati bau yang tidak enak darinya.” (HR.
Bukhari : 5534 dan Muslim : 2628 dari shahabat Abu Musa Al-Asy’ari)
Berkata Al-Haafidz Ibnu Hajar Rahimahullah : “Pada hadits ini
terdapat larangan dari bergaul kepada orang yang berdampak (jelek –ed) bagi
agama dan dunia dan anjuran untuk bergaul kepada orang yang bermanfaat bagi
agama dan dunia.” (Fathul Bari : 4/324, Daarul Hadits
Al-Qaahirah)
Kesepuluh : Istri pertama menolak poligami
Tidak setujunya istri pertama untuk suaminya menikah lagi menjadi sebab yang
sangat memungkinkan poligami seseorang mengalami “kegagalan.” Dan hal ini tidak
sedikit terjadi.
Kesebalas: Suami yang memiliki kepribadian yang lemah
Diantara penyebab kegagalan poligami seseorang adalah seorang suami yang
melakukan poligami memiliki kepribadian yang lemah. Takut dengan salah satu
istrinya atau kedua-keduanya atau bisa diatur kesana kemari dengan menabrak
prinsip agama yang ia pegang. Bagaimana mungkin dia dapat mengatur dua istri
kalau dengan satu istri saja dia yang diatur dan merasa takut padanya.
Keduabelas : Suami tidak mempergauli istrinya dengan baik
Diantara yang membuat ketidak percayaan istri dan kegagalan seseorang dalam
poligami adalah ketika seorang suami yang dalam rumah tangganya tidak
mempergauli istri-istrinya dengan baik. Tajam dan kasar lisanya, jelek akhlak
atau perlakuan yang tidak baik yang lainnya kepada istri-istrinya.
Ketigabelas : Suami bersikap tidak adil terhadap
istri-istrinya
Saya kira hal sangatlah jelas sikap tidak adil selain pelakunya berdosa akan
menjadi sebab hancurnya rumah tangganya. Karena dia sebagai suami telah
mendzalimi salah satu istrinya, begitu juga akan menumbuhkan benih-benih
permusuhan diantara istri-istrinya. Yang ini semua akan menjadi sebab keruhnya
kehidupan rumah tangganya dan pada akhirnya tidak sediki yang berkahir pada
hancurnya kehidupan rumah tanggganya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda :
مَنْ كَانَ لَهُ امْرَأَتَانِ فَمَالَ إِلَى إِحْدَاهُمَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَشِقُّهُ مَائِلٌ
“Barangsiapa yang memiliki dua orang istri, lalu ia condong kepada salah
seorang dari keduanya, maka ia akan datang pada hari kiamat sedangkan bahunya
dalam keadaan miring sebelah.” (HR. Abu Daud, Nasa’i, At-Tirmidzi,
An-Nasa’i dan Ibnu Majah dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Irwail Ghalil :
2017)
Itu diantara sebab-sebab kegagalan seseorang dalam poligami yang sudah
seharusnya diperhatikan. Semoga Allah memberi kebaikkan untuk rumah tangga kita
dan kaum muslimin.
Di tulis oleh Abu Ibrahim Abdullah Al-Jakarty
Puwerejo (Jawa Tengah) 28 Dzulqa’dah1433H/14 Oktober 2012
Sumber: bilahatirindupoligami.wordpress.com
Ulasan
Catat Ulasan