Illuminati-Freemason-Kabbalah dalam Filem Sherlock Holmes
LAGI CERITA DAJAL
Dalam dunia nyata, terdapat beberapa
langkah kongkrit yang diambil oleh kaum globalis dalam rangka mewujudkan
cita-cita mereka ini; Pertama dengan mengendalikan sistem moniter dunia dalam
satu karong besar seperti IMF atau Bank Dunia sehingga akan tercipta
ketergantungan yang sadis terhadap lembaga ini yang dengan itu pula mereka mampu
membuat kembang-kempis nafas sebuah negara dengan mudah. Bahkan salah satu
ucapan Rotschild yang masyhur adalah; "Give me control over a nations
economic, and I don't care who writes its laws." (Beri aku kesempatan untuk mengendalikan ekonomi suatu
bangsa, dan aku tidak akan pedulikan siapa yang berkuasa).
Kedua, setelah tonggak keuangan dapat
dikuasai, maka mereka akan menciptakan krisis demi krisis yang akan terus dibina
hingga menjadikan sebuah kekacauan super hebat yang terus berkepanjangan. Dari
sinilah muncul puncak histeria ketakutan tersebut, dan tentunya, orang yang
ketakutan akan mudah dikendalikan layaknya sapi yang dicocok hidungnya. Maka
pada titik ini sangat mudah bagi mereka untuk mengeruk kekayaan sebuah negara,
sangat gampang bagi mereka untuk interfensi dalam menentukan kebijakan politik,
ekonomi, dan isu sosial-budaya sebuah negara. Dan tentunya sangat enteng sekali
bagi mereka untuk menanamkan paham Sekular, Plural, Liberal dalam lini kehidupan
sebuah bangsa.
Ketiga, pembentukan paradigma dan
ideologi publik melalui media massa, akhbar, dan industri hiburan baik muzik
maupun perfileman kepada sebuah central object yang mereka kehendaki. Maka lihat
saja saat mereka membuat rekayasa 9/11 dan menyebutnya sebagai tindakan "Islam
Teroris" tak hairan jika seluruh dunia serempak turut menyahutnya dengan
"Aaaamiiin…"
Perhatikan saja bagaimana dunia dibuat
seolah "beriman" bahawa kiamat benar-benar akan terjadi pada tahun 2012 hanya
gara-gara sebuah filem yang mereka blow-up dengan begitu antusiasnya. Dan
saksikan saja bagaimana mereka sangat concern menciptakan dunia hiburan
penuh kamuflase yang dapat membuat pemuda-pemudi menjadi "generasi sampah" dan
terus terlelap dalam mimpi indah mereka. Semua itu mereka lakukan sebagai wujud
dari mind control yang merupakan bentuk halus dari sebuah hipnotis
massal.
Jangan dilupakan juga bahwa filem
Sherlock Holmes ini adalah produksi Warner Bros, dimana Jack Warner –salah satu
pendiri Warner Brothers– dan juga Louis B. Mayer (MGM), dan Darryl Zanuck (20th
Century Fox) adalah orang-orang Freemason yang memiliki industri perfileman
terbesar di Holywood. Warner Bros juga-lah yang mengangkat serial sihir Harry
Potter yang penuh kontroversi itu ke layar lebar.
Selain langkah-langkah di atas, para
globalis juga memiliki rancangan terkejam berwujud "depopulasi penduduk" yang
diaplikasikan dengan menciptakan sejumlah perang dunia dan menciptakan
virus-virus mematikan yang sengaja mereka buat untuk mengurangi jumlah "manusia
kelas rendah" dan menjadikan dunia ini sebagai tempat bagi "manusia pilihan"
saja. Oleh kerananya tidak menutup kemungkinan jika mereka akan menggulirkan
perang dunia ke-III dengan poin konflik perebutan tanah Palestin, Iraq,
Afghanistan yang akan memicu clash antara Arab dan Barat. Tidak hairan pula jika
variasi virus baru –seperti flu burung dan flu babi– terus bermunculan di
negara-negara miskin.
Kaum globalis sebenarnya bukanlah murni
penganut Yahudi, mereka jauh lebih sesat daripada Yahudi yang telah sesat itu.
Yahudi dan Kristian Ortodoks sebenarnya memiliki keserupaan teologi, bahawa
mereka masih mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa, namun mereka kemudian tersesat
ketika mengatakan bahwa 'Uzair (Ezra) dan Isa (Yesus) adalah anak Tuhan. Mereka
juga terkunci hatinya kerana tidak menerima Risalah Muhammad saw. meskipun hal
itu telah termaktub jelas di dalam Taurat dan Injil mereka.
Itulah sebabnya mereka dinamakan dengan
"Ahlu Kitab", di mana syariat Islam memiliki beberapa hukum khusus
berkaitan dengan musyrik ahli kitab ini. Namun sekarang Yahudi dan Nasrani yang
kita kenal sungguh berbeza, banyak di antara mereka yang jauh lebih tersesat dan
keluar dari "akidah" Ahlu Kitab. Mereka tidak lagi menyembah Tuhan Yang Maha
Esa, tapi beralih menyembah Lucifer, Baphomet, Sun-God atau bahkan menjadi
seorang Atheis yang sama sekali tak bertuhan. Lalu timbullah "tarekat-tarekat"
sempalan seperti Freemasonry dan Zionisme yang bahkan orang Yahudi Ortodoks
sendiri mengecamnya.
Dari sini kita dituntut untuk
proporsional dalam menilai Yahudi sebagai Ahlu Kitab, atau Yahudi sebagai
Ahlu Dzimmah atau Yahudi sebagai Kafir Muharib, atau Yahudi
sebagai Zionis. Namun apapun itu, yang namanya Yahudi tetap saja Yahudi, mereka
adalah musuh bersama umat Islam. Hal inilah yang seharusnya menjadi koreksi
utama bahwa musuh utama kita bukanlah sesama muslim yang hanya berbeda madzhab,
ormas maupun parti saja. Namun common enemy kita sebagai umat Islam
adalah jelas, yaitu semua yang memusuhi Islam baik itu Yahudi, Nasrani,
Freemasonry, Illuminati, atau apa sajalah namanya persekutuan itu selama mereka
menimbulkan kerusakan di muka bumi dan menciptakan permusuhan terhadap
Islam.
Konspirasi globalis memang bukanlah
isapan jempol dan ia benar-benar terjadi dalam dunia nyata. Kumpulan organisasi
sejenis Bilderberg, Trilateral Commission, Bohemian Club, Round Table
Groups dan sebagainya adalah beberapa klub yang memiliki misi generik yang
sama dalam mewujudkan "Tata Dunia Baru". Namun hal tersebut tak perlu membuat
kita menjadi tidak pede dan memandang mereka begitu dahsyat dan sangat
"wah!". Lalu ketika ada sesuatu terjadi langsung diklaim sebagai
"konspirasi," sedikit-sedikit "Yahudi," ada ini-itu "Freemasonry." Tentu ini
adalah sikap permisif yang terkesan minder menghadapi
realiti.
Sehebat apapun propaganda mereka
sesungguhnya tak lebih dari sebuah makar syaitan yang lemah seperti sarang
labah-labah. Bukan salah Yahudi jika kita terjebak dalam umpan mereka, bukan
salah setan jika manusia terhasut oleh bujukannya. Itu memang sudah menjadi
pekerjaan iblis untuk terus menyesatkan, menjerumuskan dan mencelakakan manusia.
Bagi kita umat Islam, jihad melawan hawa nafsu adalah lebih berat dan lebih
utama dibanding jihad melawan musuh di medan perang. Lalu, bagaimana mungkin
kita menaklukkankan pasukan dajjal jika mengalahkan diri sendiri saja belum
mampu?.
Musa Yusuf al-Amien
Mahasiswa Program Diploma Universitas Al-Azhar Cairo
YM & FB : yusuf_677@yahoo.com
Ulasan
Catat Ulasan