Tanggung Jawab Pendidikan Anak
Oleh : Ustadz Ayip
Pendidikan anak menurut Islam merupakan tanggung jawab orang tua. Ini
sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا
يَعْصُونَ اللَّهَ مَا
أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ {التحريم:٦}
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat
yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”
(Tahrim:6)
Nabi Muhammad bersabda:
Nabi Muhammad bersabda:
يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ
وَيُمَجِّسَانِهِ كُلُّ مَوْلُوْدٍ
“setiap anak dilahirkan dalam kedaan diatas fitrah (Islam). Maka, kedua orang
tuanyalah yang menjadikan anak tersebut menjadin Yahudi, Nasrani dan Majusi (HR.
Al-Bukhari, no.1384 dan Muslim, no.2658. Hadits dari Abu Hurairah
J”
Karenanya, peranan orang tua sangat besar dalam member arah bagi pendidikan seorang anak.
Para Nabi Alloh Ta’ala pun sangat memperhatikan terhadap pendidikan anak-anaknya . Mereka khawatir bila anak-anaknya terjatuh pada perilaku menyimpang. Seperti menyekutukan Alloh (berbuat syirik) perilaku tercela lainnya. Ini tergambar dalam firman Allah :
أَمْ كُنتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ
لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِن بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ
آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَٰهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ
مُسْلِمُونَ{البقرة: ١٣٣ }
“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia
berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka
menjawab:
“Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail
dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”.
(Al-Baqarah:133)
وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَىٰ نُوحٌ ابْنَهُ
وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَب مَّعَنَا وَلَا تَكُن مَّعَ
الْكَافِرِينَ{هود: ٤٢}
“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan
Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil:
“Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama
orang-orang yang kafir.” (Hud:42)
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا
وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ{ إبراهيم:٣٥}
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini
(Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada
menyembah berhala-berhala” (Ibrohim:35)
Jadi, pendidikan anak merupakan tanggung jawab orang tua.
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap diri kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai
pertannggung jawabannya tentang yang dipimpinnya. (mutafaqun ‘alaih Hadits dari
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhum).”
Semoga tulisan singkat ini menyadarkan para orang tua terhadap apa yang menjadi tanggung jawabnya.
Wallahu ‘a’lam.
Ulasan
Catat Ulasan